legenda lamomaru nias tanoniha

 cerita legenda

legenda lawomaru nias tanoniha

https://i.ytimg.com/vi/mmRGo5xoOgU/hqdefault.jpg

Di Nias, ternyata juga terdapat kepercayaan bahwa rambut adalah pusat kekuatan. Konon Raja Labao Maros dari Nias memiliki kekuatan fisik luar biasa. Demikian awal cerita tentang Labao Maros [sic] dalam bukuRambut Anda, masalah, perawatan, dan penataannya karya Kusumadewi (2003:24).

     Labao Maros, tulis Kusumadewi, menaruh hati kepada istri pamannya. Sang paman yang sakit hati meminta bantuan Sultan Johor. Labao Maros berhasil ditangkap, tetapi tidak seorang pun dapat melukai, apalagi membunuhnya. Sama seperti kisah Samson dan Delilah, istri Labao Maros membuka rahasia kekuatan fisik suaminya yang berpusat di sehelai rambut kaku bagaikan kawat baja yang tumbuh di antara rambut kepalanya. Setelah rambut tersebut dicabut, Labao Maros dengan mudah dapat dibunuh oleh para penangkapnya.

     Cerita serupa ditranskripsi J.P. Kleiweg de Zwaan tahun 1911 (Frazer, 1923:273-4; Telaumbanua, 1993:58). Zwaan berkisah perihal Laubo Maros [sic]. Suatu ketika terjadi bencana alam di Sulawesi. Sebuah desa luluh-lantak. Kepala desa bernama Laubo Maros beserta sejumlah warga yang selamat meninggalkan desa. Mereka berlayar sampai ke Pulau Nias.

     Di dalam rombongan terdapat bibi dan paman Laubo Maros. Laubo Maros jatuh cinta pada bibinya. Dia menipu pamannya, meminta pamannya pergi menyelidiki isi Pulau Nias. Ketika sang paman pulang, didapatinya Laubo Maros tengah bermesraan dengan istrinya. Sang paman marah dan berniat membalas dendam. Maka, dia pergi meminta bantuan Pangeran Johor.

      Selanjutnya, Laubo Maros diperangi Pangeran Johor. Dalam pertempuran, selalu saja Laubo Maros menang. Namun, setelah rambutnya yang panjang dipotong, kekebalan Laubo Maros hilang. Dia berhasil ditaklukkan dan dibunuh. Para pengikut Laubo Maros yang masih setia melarikan diri, mereka sampai dan kemudian bermukim di Hinako.

     Sebelum Zwaan, tahun 1881 L.N.H.A. Chatelin telah pula mentranskripsi cerita tentang seorang keturunan Bugis bernama Laoŵömaru (Kunst, 1939:6). Laoŵömaru datang dari daratan Sumatera. Di pantai timur Nias dia menjadi bajak laut. Pada suatu hari Laoŵömaru berperang melawan pasukan Sicho (Si Djohor). Karena kalah, dia meninggalkan pantai timur, berlayar mengelilingi ujung utara Pulau Nias, dan akhirnya sampai serta bermukim di Hinako.

Sejarah Kolektif

       Dalam khazanah cerita rakyat Nias, cerita Labao Maros (versi Kusumadewi) atau Laubo Maros (versi Zwaan) atau Laoŵömaru (versi Chatelin) merupakan cerita berbentuk legenda (Zebua, 2010:158). Legenda (legend) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap oleh sang empunya cerita sebagai suatu kejadian yang sungguh-sungguh pernah terjadi (Bascom, 1984:11; Danandjaja, 1984:66).

      Legenda tidak dianggap suci, ditokohi manusia yang adakalanya mempunyai sifat luar biasa, dan sering kali dibantu makhluk ajaib. Tempat terjadi legenda di dunia, seperti yang kita kenal kini, waktu terjadinya belum begitu lampau. Legenda sering dipandang sebagai sejarah kolektif atau sejarah masyarakat (folk history), walaupun mengalami distorsi karena sejarah itu tidak tertulis. Legenda dibedakan dengan mite.

     Mite (myth) adalah cerita prosa rakyat yang dianggap benar-benar terjadi serta dianggap suci oleh yang empunya cerita. Mite ditokohi para dewa atau makhluk setengah dewa. Mite terjadi di dunia lain, atau di dunia yang bukan seperti yang kita kenal sekarang, terjadi pada masa lampau. Sedangkan dongeng (folktale) juga mirip mite, tetapi tidak dianggap benar-benar terjadi, serta tidak terikat oleh waktu dan tempat.

     Di pantai timur Nias, tujuh kilometer dari Gunungsitoli ke arah Gidö, di Desa Fodo, terdapat Tögi Laoŵömaru. Gua (tögi) ini menyimpan kisah Laoŵömaru. Laoŵömaru dipercaya sebagai orang kuat, kebal, memiliki öba(ilmu magik), dan berambut gondrong. Orang Nias masa kini lebih mengenal legenda Laoŵömaru versi Sundermann, ketimbang versi Chatelin ataupun Zwaan. Legenda versi Sundermann terdapat dalamRealiënboek.

     Menurut Sundermann (1923:28-30), Laoŵömaru yang berkesaktian kebal adalah anak dari Lahari. Dia menjadi bajak laut, bermukim di sebuah gua di Fodo. Laoŵömaru memiliki seekor ayam jago. Ayam tersebut selalu berkokok, memberi tanda kepada Laoŵömaru bila ada perahu atau kapal melintas di sekitar gua kediaman Laoŵömaru.

     Dengan kesaktiannya, Laoŵömaru pernah berusaha menarik gunung menyeberang laut [versi lain mengatakan, dia ingin menyatukan Pulau Nias dan Sumatera], tetapi usaha tersebut gagal. Sering Laoŵömaru diperangi, tetapi dia selalu menang. Barulah ketika istrinya yang bernama Sihoi diancam akan dibunuh, Laoŵömaru memberitahukan rahasia kekebalannya. Di kepalanya ada sembilan rambut kawat yang mirip jarum. Setelah rambut itu dicabut, barulah Laoŵömaru berhasil dikalahkan, dan akhirnya dibunuh.

      Dari beberapa versi yang ditranskripsi pada waktu berbeda, terlihat dualisme asal-usul Laoŵömaru. Dalam transkripsi tahun 1881 (versi Chatelin) dan tahun 1911 (versi de Zwaan) terindikasi bahwa Laoŵömaru berasal dari Bugis. Namun, transkripsi tahun 1923 (versi Sundermann) disebutkan dia keturunan Lahari. Hikayat Laoŵömaru berbentuk hoho yang ditranskripsi Zebua (1978:70-71) juga menyebutkan Laoŵömaru adalah keturunan Lahari. Dalam cerita rakyat Nias, diketahui Lahari Sifusö Kara adalah salah satu putra Sirao. Ini menunjukkan Laoŵömaru berasal dari Nias.

       Dengan demikian, berkaitan dengan asal-usul Laoŵömaru, ternyata legenda ini mengandung dua versi sejarah masyarakat, dari Bugis dan dari Nias. Artinya, legenda Laoŵömaru memiliki dua kolektif pendukung, baik keturunan leluhur Bugis maupun leluhur Nias. Cerita rakyat ini secara kronologis mengindikasikan adanya difusi keturunan etnis Bugis dan etnis Nias di Tanö Niha dahulu kala.

https://welcometonias.blogspot.com/2012/10/cerita-legenda-nias.html

Komentar

Postingan populer dari blog ini

8 Dampak Negatif Internet pada Anak dan Cara Mencegahnya

Cara Menjadi Orang Sukses dari Nol: Ikuti 10 Kebiasaan Ini!